Alur

Semua ini adalah tentang rasa fakta dan khayal ku!

Kusarankan padamu untuk

STOP !
membaca halaman ini, menutup ini dan memaki ku jika kau memang seorang yang ”bukanku”.

Seperti banyak halaman sebuah tulisan yang ku baca, penceritaan awal tentang ku akan dimulai dari aku adalah..

Tapi ini dunia ku dan ini halamanku dimana aku bisaberlari, melompat dan melompat sambil berlari.

Ceritakan padaku apa itu awan putih, ceritakan padaku bagaimana indahnya bintang! Karena aku tak ingat bagaimana indahnya mereka...

Selasa, Desember 29

Bintangku


Terasa adanya terang,, berpendarnya senyuman…
Apakah iya bintangku kini terlihat terang??

Apakah ini nyata? Ataukah mimpi yang kelak massa kan membangunkanku dengan air mata dan rasa nyeri di seluruh pusat perasaku hingga membuatku kembali rasakan jatuh dan terpuruk... kumohon tidak..

Izinkanlah Tuhan,, jika coklatku ini bisa selalu menjagaku dan membuatku tertidur di atas rusuk-rusuknya yang akan kulengkapi dengan diri ini...

Sudahkanlah jalanku yang abu,, biarkan coklatku membawa pelangi di jalanku..
Agar kotak rasaku tak kembali menggantung kunci dan berdebu...

Aku ingin,, dan tetap ingin... semoga saja...................





ILO........................................................................................................................................

Kartika 2008-10-14

warna-warni mari menari



 Ketika titik air itu jatuh dan mendarat mengiring loncatan dan gelak tawa kaki kecil yang bersiap berlari mengejar rintikan dan hantamannya ke kulit.. basuh hingga sejuk, terus menusuk dalam dan semakin dalam.
Hempasan matahari tak terlihat, tenggelam dalam abu yang memutih perlahan memuntahkan semua isinya.
Nyaman dalam diam, pipi bergelembung…
Senangnya sembunyikan air mata di rintikan basah ini, tersembunyi dengan aman.
Ada harapan agar benar-benar bulir air yang menyusup itu tak terlihat tapi jauh dilubuk hati terdalam hasrat ingin yah... hasrat riang ingin agar sepasang mata sibuk mengikuti gerak ini!
Sepasang mata yang usik dan menyenangkan membawa abu berganti warna-warni..
Setelah basah ini adakan jalur lengkung ceria itu, tenagaku yang akan kumakan perlahan hingga basah kembali datang.
Dimana sepasang bola mata itu, belum jua kunjung kutengok sudutnya...
Masih kosong!!!!!
Biarlah mari menari bersamaku sembunyikan bulir yang menyusup ini, lihat!!
Aku tetap membuat lengkungan di wajah kan?
Warna-warni temani aku menari, sejuk terus sejuk, sampai dingin mulai merajuk..
Tunggu jangan kau datangkan yang tak kuinginkan, ku masih ingin menunggu sepasang mata itu, yang datangkan lengkungan... ayolah??
Jika tidak aku masih belum menyerah, tunggulah aku kan ada mengejar kau basah, menantimu ya menanti mu..................

Untuk sahabatku, Kamu Yang ber ANGKA..
Gie
04 nov 2008 

Fantasi Khayal dan Fakta


aku ingin mengeluarkan isi pikiran ini tapi kemanakah? Kesal sekali rasanya saat amarah tidak bisa ku ungkapkan dan benar-benar sakit raga ini saat air mata kembali harus ku bendung dan dibekukan. Entah aku yang akhirnya baru mengerti atau memang ini adalah salah pengertian.memahami makna, arti, isi, rasa. Ketika kata-kata tak bisa ku ucapkan dengan bibir dan lidah, mungkin inilah ungkapan rasa ini. Tidak ada pendengar ataupun pembaca, hanya aku.
Fantasi, khayalan dan fakta.. hmm.
Tersadar dengan seringnya hati dan pikiran tidak sejalan dengan lingkungan, keadaan dan individu lain. Berusaha mengikuti tapi akhirnya tidak menjadi diri sendiri,, hoah tulisan ini saja kacau, kembali membuat peraturan sendiri.
Mencoba menjalani semuanya dan mencoba mengerti semuanya, perlahan bahkan sangat perlahan ingin ada kemajuan tapi sepertinya belum ada hasil. Kembali terdiam dengan rasa dan pikiran sendiri di tengah-tengah ramainya hiruk-pikuk individu lain yang saling berinteraksi, autiskah? Mungkin iya tapi saya bilang tidak. Sedikit ingin menikmati diri sendiri di dunia sendiri, ah... sama aja dounk autis.
Berjalan dengan kaki kecil ini yang ku yakinkan untuk terus kuat melangkah walaupun mungkin rapuh akan menyapa.
Bermain dengan pikiran dan tanya di kepala. Mengapa?
aku yang salah tempatkah atau memang tidak ada tempat yang cocok untuk diri ini?
Tersadar melihat satu barisan yang tadinya ku kira ku kenal sebagai teman berubah tidak ku kenali. Kelompok yang awalnya ku yakin ku kagumi akan cara berpikirnya, kini berubah menjadi satu barisan tidak berarti yang tidak ingin aku tatap atau ku anggap ada.
Menutup telinga ini dengan lagu-lagu yang bisa membuat pendengaran ini nyaman, menutup mata ini dengan buku yang aku coba mengerti maknanya.
Masihkah aku harus digangu dengan pertanyaan? Siapun tolong bantu aku, biarkan diri ini menikmati waktunya sendiri hingga bisa kembali bergabung bersama alur yang ada, agar tetap masih bisa ada ditempatnya, atau apapun itulah namanya.
Mengapa hati dan pikiran ini tidak bisa menjelaskan apa maunya kepada pikiran dan hati lainnya, hanya bisa terdiam dan akhirnya membisukan bibir.
aku hanyalah aku, tapi aku yakin aku dihadirkan dibumi ini memang untuk memaknai sesuatu tetapi apakah itu? Pikiran ini selalu menemui jalan buntu ketika memulai alur pikirannya tentang pertanyaan fakta yang selalu aku hadapi.

3-4-08

berlebihan

Hanya berlari dan melangkah………….
Aku takut Tuhan,, tak ingin ku terjatuh lagi.. tidak kumohon tidak… aku rapuh dan sangat koyak..
Kumohon....
Kumohon...
Kumohon...



Izinkan kali ini,,

Jagakan ia untukku,, agar ia tetap menjagaku.........................
Kumohon...............................................................................................................................


7-10-08

waktu ku

Lama tak ku tengok ruang ini…
Bukan bosan atau tak ingin,waktu pun aku ada entahlah angin hati belum lagi membawaku ketempat ini.
Aku percaya takdir Tuhan, sesuatu yang kupertanyaakan jawabannya melalui tingkah laku yang kuyakinkan tersulit tuk nyata bermain dengan imajinasiku berharap itu akan nyata.
Kali ini takdir ada dihadapanku tuhan, sesuatu yang tak kupungkiri telah ditunggu lama oleh hati kecilku, hanya saja kuyakin keegoisan bentengku akan berkata, “aku tidak pernah menunggu”
Ia disini, berusaha menjaga ku, satu hal sesuatu yang awalnya kuanggap ragu, tapi ia telah menarikku jauh, bukan hanya dunianya tetapi dunia baru yang telah aku dan ia bentuk… hmm.. Jauh sekali,, dengan waktu yang terhitung kilat, tak bisa diukur karena bagiku memang tak pantas terukur.
Aku takut,, takut akan tertoreh sesuatu yang tak kuingini.. membuatnya sakit dan pergi........................................................................................ kumohon...

Apakah aku akan kembali diam2 menitikkan air mataku dan membuat benteng senyuman untuk individu lain??
Kupaksakan pikirin ini unutk tak berimajinasi lebih jauh akan pedih hati, tapi aku masih ingat rasanya menangis sendiri, dan aku pun masih ingat bagaimana maaf keluar dari mulutku,,,, lampau itu..

Sekalipun pedih mungkin akan kembali menyapaku aku ikhlas tuhan,, kusyukuri, pernah ada rasa darinya untukku...ruang di hatiku...........................................................................
Makasih sayang......
7-10-08



pahlawan ku

Ku ingin biarkan arus itu terus berlalu, hingga ia kembali menjadi keluarga lampau..
Tapi tak bisa hati yang dibelah dan dibagikan untukku terbawa kedalam pusarannya yang deras………………………………………………….
Ternyata kebosanan ku pun kebal rasanya, pikiranku berputar-berputar seperti baling helicopter yang seakan-akan tak bisa kehabisan bahan bakar..
Merajah kesegala sudut tuk cari jalan, sekalipun itu mungkin jalan tikus yang harus ku gali.
Ia harus mulia tuhan, kuingin ia tetap mulia karena itu memang hatinya,
Ku tahu sangat tujuan hatinya untuk belahn-belahan hatinya,,
Ku tahu sangat keringatnya, kutahu sangat bulu yang memutih disembunyikannya..
Agar tetap kokoh bentengnya, agar tetap berkobar apinya..
 
Ijinkan Tuhan, aku sangat ingin menyerap segala perihnya,, biarkan pedihnya untukku...
Aku lebih sanggup dari sesiapa pun, , pusaran itu tak kan terasa pedih untukku.. ijinkan Tuhan.. ku ingin kembali mendengar gegelgar tawa yang memenuhi dinding telinga ini..


29-10-08

Tepian Hijau

Apakah kamu tau rasanya saat tiada?
Bukan jiwa tetapi hal yang indah,, bukan tentang kematian se lazimnya, tapi hal indah.

Saat ini ingin ku berlari ketepian hijau tuk lepas semua,, mengapa ada keraguan?
Aku tak tau ..

Ingin ku menutup mata dan telinga ku,, juga mendiamkan kerja bibir ini... sepi agar aku tau apa yang sebenarnya terjadi..

Boneka, semua ini nampak seperti patung,, arca tak bergerak, lalu hoah...
Bagai ada jiwa lain.. tak pernah terlihat...

Hmmm... alur apa yang akan bisa membuat ku terbawa ketepian,, angin ini begitu ringan
Sepertinya tak akan sanggup.
Bobotku terasa menyusahkan...
GILA!!

Saraf tak waras ini sedang kacau meracau... tepian... tepian... hijau....
Oase.. angin...............

08-10-08

360'

Aku mencari atau berlari,,, tak dapat kuartikan langkahku.
Ku berlalu dan menahan mundur ku tapi tak pernah ku menolak tuk berdiam dan menatap sangat lama kebelakang bahkan untuk meraih dan menggapai apa yang telah hatiku katakan untuk ku tinggalkan dan untuk bisa ku lupakan seperti alat bantu yang kupakai tuk belajar berjalan ketika masih balita. Sekalipun kuingat hanyalah kenangan yang harus menjadi manis tanpa rasa lain.
Kutatap dari kejauhan apa yang hasrat hati mengharusakan kugapai, bagi pikiran ini harus tak ada sesal tetapi alat perasa ku tak mungkin berbohong. Sesal tetaplah rasa sesal yang pasti akan mengganjal, yang bisa kulakukan hanya berpura-pura tak ada rasa kesal... dan berteriak dalam hati. SIALAN!!
Ku menghindar dan menjauh dari apa yang hatiku katakan telah kutinggalkan, ku heran perjalalan pelarianku selalu berakhir pada rasa yang sama walau masa dan tempat yang berbeda... apa yang telah kulakukan,, bukankah aku telah melangkah, mengapa bagaikan diam ditempat dan hanya berputar pada poros yang sama. 360’ pelarian paling jauh pun hanya akan membuatku berada di situasi yang sama.
Memang langkah kakiku kedepan bukanlah kebelakang tetapi bola mataku menjelalat semua isi ruang mencari yang rasaku rasakan telah hilang. Tak pernah berhenti, memaksa sesuatu nampak sama dengan apa yang kucari. Menjijikan sekali, aku geli.


17-7-08

mempertanyakan hal bijak

Darimanakah hal bijak itu berasal? Bagaimanakah awal mulanya?


Terjadi perdebatan dalam diri ini dan kembali memunculkan pertanyaan yang sebenarnya telah berulang-ulang muncul di dalam pikiran ini. Bagaimana bisa-bisanya diri ini dapat menolong individu lain menyelesaikan masalah yang mereka punya sedangkan diri sendiri bingung tidak tahu harus melangkah kemana dan seperti apa.
Begitu mudahnya, memikirkan masalah individu lain dan mudahnya menemukan jalan keluar lalu rapuhnya untuk menghadapi diri sendiri.

Tuhan, bagaimana ini menolong diri sendiri begitu rapuhnya… tetapi begitu pintarnya untuk yang lain.
Apakah diri ini layak untuk seperti itu.

Begitu menyedihkan bahkan mungkin sangat menyedihkan, hanya dapat merenung dan menutup diri bagaikan tidak ada satupun kesedihan.
Menahanya di dalam diri, tersenyum membuat benteng... hohooo.. sangat menggelikan terlalu konyol rasanya.
Sok tahu untuk persoalan yang bila berhadapan pun tak dapat memaknainya.
Lalu siapa yang akan bersikap sebaliknya untuk diri ini, adakah atau memang tak diadakan untuk diri ini?
Baru beberapa jam yang lalu memberikan kata-kata bagaikan gadis bijak yang bisa mengerti dan memaknai persoalan dengan pikiran cerdas, tapi kini menahan air mata sendiri menggerakan jari mencari ketenangan dengan tulisan dan asap yang tersembunyi.
Ya, asap yang tersembunyi bagaikan pemabakaran masalah yang ingin diterbangkan sejauh-jauhnya. Sugesti yang salah sebenarnya. Diri ini benci asap itu tapi ia teman dikala sendiri, mama pun tahu itu.
Mulai mengerti ku melihat semua hitam ini, spertinya mungkin ini memang jalan yang ada untukku tapi masih ragu ku untuk terus menjejakinya.
Rinduku akan ia yang entah sekarang apa isi kepalanya, rinduku akan nafas yang kucari.
Tidak akan ada yang terganti dan menggantikan. Semua akan mengisi tempatnya masing-masing. Mungkin ini juga bagian dari diri ku yang bijak.. yah mungkin, entahlah.
Kembali pada diri sendiri, seperti inilah seharusnya aku, pikiranku dan hatiku.
Begini memang adaku.

Sebersit harapan memang masih ada tapi biarlah, aku harus mampu melewati semua.
Tidak semudah mereka yang mempercayakan ceritanya padaku. Diri ini hanya bisa terdiam berpikir sendiri dan menikmati kenangan dan cerita sendiri, benar-benar hanya didalam pikiranku sendiri. Berdialog antarku.

Bukan tak ingin diri ini membaginya tetapi tidak adanya teman berbagi bahkan sekalipun ia yang pernah merasakn hal yang sama, ia telah berlalu.
Huhu tragis, sepi sendiri dan lalu menyepi. Aku.
 05-04-2008

bekukan rasa



 Kalau saja yang disebut rasa itu bisa ada dalam wujud kasat mata, mungkin akan ku bungkus dan kusimpan di dalam brankas. Atau mungkin lebih baik ku bungkus dengan plastic kedap udara dan kumasukkan kedalam kotak pendingin. Agar rasa tetap akan ada dan abadi.


Tapi itu kan khayalan ku, tidak mungkin rasa bisa ku abadikan, sekalipun dengan alat perekam. Alat perekam yang harganya tidak bisa kujangkau saja, tidak mungkin bisa merekam rasa apalagi dengan kamera film yang kumiliki.


Rasa terlalu memberikan kejutan yang tidak ternilai. Berapapun harganya tidaklah mungkin rasa dapat ku beli, apalagi untuk ku jual.


Aku ingat betapa rasa bisa membuatku menitikkan air mata, akau juga tak hilang ingatan ketika rasa bisa membuatku hampir gila.


Aku mengakui aku adalah gadis yang bingung akan ”rasa” dan aku kira semua orang tidak buta untuk melihatku yang bimgung ketika berhadapan dengan rasa tapi mengapa ia, mereka, mama, dan papa percaya padaku akan rasa.


R A S A


Apa sebenarnya ujung dari rasa, aku ingin tahu mengapa rasa punya alur dan rasa selalu bisa memilih waktunya sendiri tuk datang dan pergi sesukanya?


Kartika 27-11-08